Hire Me Direct

Sunday, February 14, 2010

Episode Akhir (28) Brilliant Legacy , thanx to princess chocolate


Sung Hee teringat kata-kata Seung Mi, "Ibu, kenapa kau melakukan itu?! Kenapa harus kau yang menjadi ibuku?! Kau membuatku gila!" Ia kemudian teringat Pyung Joong, "Apa kau manusia?!". Eun Woo berkata, "Itu ibu."
Sung Hee hendak meloncat dari atas, namun Seung Mi datang dan memanggilnya, "Ibu! Ibu, jangan! Jangan lakukan itu!" Seung Mi menangis ketakutan. "Ibu, kau tidak boleh mati!"
Sung Hee: Tidak ada alasan lagi untuk hidup.
Seung Mi: Hiduplah untukku. Semenderita apapun ibu, ibu tidak boleh mati! Apapun yang telah ibu lakukan, aku butuh ibu! Jangan mati, ibu! Jangan melarikan diri sendirian! Jika ibu pergi, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Satu-satunya orang yang menyayangi aku adalah ibu. Bagaimana aku bisa hidup tanpa ibu? Jika ibu masih ingin pergi, bawa aku bersama ibu.
Seung mi berlari ke arah Sung Hee. Sung Hee menoleh dan menghalangi putrinya. "Jangan! Jangan, Seung Mi!"
Seung Mi: Ibu! Jangan mencampakkan aku dan melarikan diri! Ibu, kumohon... Kumohon... Ibu...
Seung tertidur di pangkuan Sung Hee. Saat hari sudah pagi, Seung Mi terbangun dan kaget melihat Sung Hee tidak ada di sisinya. Ia berlari keluar dengan panik untuk mencari ibunya. "Ibu!"
Sung Hee kemudian muncul dengan membawa tas. "Sarapan sudah siap. Aku akan segera kembali."
Seung Mi: Ibu mau kemana?
Sung Hee: Jangan khawatir. Ada hal yang harus aku selesaikan.
Seung Mi: Hati-hati. Cepat pulang.
Sung Hee menemui Pyung Joong untuk memberi tahu bahwa ia telah mengembalikan uang asuransi. "Ini tanda terimanya. Aku juga sudah menjual apartment. Ini uang yang tersisa. Aku sudah menawarkan rumah untuk dijual dan memberi nomor telepon Eun Sung untuk dihubungi. Setelah rumah terjual, kau bisa mengambil uangnya."
Pyung Joong: Kenapa kau melakukan ini?
Sung Hee: Seung Mi ingin aku untuk mengembalikan semuanya, jadi aku melakukannya. Setelah semuanya dikembalikan, aku akan pergi dari sini. Ia bilang, ia membutuhkan aku. Ia akan sendirian bila tidak ada aku. Ia memanggil orang seperti aku ibunya dan ingin aku trerus terus di sampingnya. Aku akan menggunakan sisa hidupku untuk membayar kesalahanku pada Seung Mi.
Seung Mi datang ke rumah Eun Sung. Ia menunggu di sana karena Eun Sung dan Eun Woo sedang keluar.
"Eun Woo!" panggil Seung Mi ketika melihat Eun Sung dan Eun Woo datang.
Eun Woo: Kakak!
Seung Mi memberikan sebuah tas berisi sesuatu pada Eun Woo. "Dulu kakak belum sempat membelikanmu ini."
Eun Woo: Ayo kita pergi membeli hamburger. Hamburger dan soda.
Seung Mi tersenyum. "Ingatanmu sangat bagus."
Eun Sung memberi Eun Woo uang dan memintanya pergi membeli hamburger sendiri. Eun Woo berjalan pergi, namun Seung Mi memanggilnya. "Eun Woo, jaga dirimu.".
Eun Sung: Jangan melakukan ini lagi pada Eun Woo.
Seung Mi: Aku hanya ingin mampir sebelum pergi.
Eun Sung: Kau ingin pergi?
Seung Mi: Ibuku ingin bunuh diri. Aku memohon padanya untuk tetap hidup karena aku takut hidup... seorang diri.
Eun Sung bersikap dingin. "Karena ibumu ingin bunuh diri, maka kau berharap untuk dimaafkan?"
Seung Mi: Maafkan aku. Itu semua salahku. Jika aku melepaskan kak Hwan lebih awal, ibu pasti tidak akan menjadi serakah. Karena aku ingin setara dengan keluarga kak Hwan, maka ibu menjadi serakah dan mengambil semua uang asuransi. Ia takut ketahuan sehingga melakukan itu pada Eun Woo. Ibuku melakukan kesalahan itu, semuanya karena aku. Maafkan aku, Eun Sung.
Wajah Eun Sung melembut dan akhirnya tersenyum.
Seung Mi menemui Hwan. "Aku kemari karena aku ingin meminta sesuatu dari kak Hwan. Sesuatu yang ingin aku lakukan bersama kak Hwan, tapi belum sempat kita lakukan."
Ternyata Seung Mi ingin naik bus bersama Hwan. Di sepanjang perjalanan, mereka hanya duduk diam. Sejak bus ramai sampai bus mulai sepi.
Seung Mi: Terima kasih karena selama ini kakak selalu di sampingku. Karena kakak, aku tidak merasa kesepian. Jaga Eun Sung baik-baik.
Hwan hanya bisa terdiam.
Seung Mi: Ini haltenya. Kakak, kau turun duluan.
Hwan melihat Seung Mi dari luar dan Seung Mi menatapnya, tersenyum.

Pyung Joong memberikan uang dari Sung Hee kepada Eun Sung. Ia meminta maaf kepada Eun Sung karena membiarkan Sung Hee pergi tanpa meminta persetujuan Eun Sung. "Walaupun aku ingin membawa dia ke penjara, tapi hal itu tidak akan membuat kemarahanku hilang." kata Pyung Joong.
Eun Sung juga bercerita bahwa Seung Mi menemuinya dan memohon agar memaafkan ia dan ibunya. Seung Mi tidak akan mungkin bisa hidup tanpa ibunya.
Seung Mi dan Sung Hee pindah.
Nenek Jang memanggil Pyung Joong dan menawarkan proyek untuk membangun apartment karyawan. Ia meminta Pyung Joong untuk mengerjakan proyek ini bukan karena koneksi, tetapi karena Nenek Jang tahu tentang perusahaan Pyung Joong dan kemampuannya sebagai konstruktor. Nenek Jang juga memberi Pyung Joong sejumlah uang untuk membeli rumah baru, namun Pyung Joong menolak. Ia mengatakan bahwa Eun Sung akan membawa Eun Woo untuk bersekolah di luar negeri.
Young Suk datang ke cabang kedua dan meminta agar Hwan tidak melaporkannya ke polisi. Hwan menarik kerah baju Young Suk. Eun Sung melihat mereka dan melerai. "Jangan bertindak seperti itu pada pelanggan!" ujar Eun Sung pada Hwan. Eun Sung hendak minta maaf, namun karena ia melihat bahwa pelanggan itu adalah Young Suk, dengan spontan Eun Sung malah memukulnya.
Eun Sung memberi tahu Hwan bahwa ia akan bersekolah di luar negeri menggunakan uang yang dikembalikan Sung Hee. Hwan marah dan berseru, "Jangan pergi!"
Tapi Eun Sung bersikeras. Ia ingin memberi Eun Woo pendidikan pianist yang baik agar Eun Woo bisa menjadi pianist dan komposer profesional. Hwan menyerah.

Eun Woo bilang pada Eun Sung bahwa Kak Ramyun (Hwan) menyukai Spy. "Spy sangat cantik dan tidak pernah mendengarkan kakak. Kak Ramyun menyukai Spy. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menyukai orang yang membencimu kan?"
Eun Sung: Hwan bilang begitu?

Nenek Jang berkata pada Hwan, jika ia mau bersama Eun Sung, kenapa Hwan tidak bersekolah di luar negeri juga? Ia sekarang sudah bisa mempercayai Hwan dan membiarkan Hwan pergi "Buat keputusan yang akan membuatmu tidak menyesal."
Di lain pihak, Pyung Joong bertanya pada Eun Sung apakah ia pergi karena Hwan. Eun Sung bilang bahwa ia akan pergi. Pyung Joong kemudian berkata, "Jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal nantinya."
Hwan berlari ke halte bus untuk menemui Eun Sung.
Eun Sung sudah naik bus untuk menemui Hwan. Ia melihat Hwan ingin memanggil taksi dan bergegas turun. Ia melambai melarang Hwan.
Eun Sung: Tunggu aku. Aku ada di situasi dimana aku tidak bisa tidak pergi. Jadi tunggu aku.
Hwan: Apa kau bilang?
Eun Sung: Aku bilang tunggu aku!
Hwan tersenyum dan memeluk Eun Sung. "Bodoh!" katanya. "Tentu saja aku akan menunggumu."

Hwan bilang ia sebenarnya ingin pergi juga, namun ia tidak bisa karena ia belum memberikan nenek kenangan yang indah. Ia tidak bisa meninggalkan nenek. Jika ingan nenek mulai memudar, ia ingin neneknya melupakan kenangan-kenangan yang buruk dan menggantinya dengan kenangan yang indah bersama cucunya. Ia juga ingin membuktikan pada neneknya bahwa ia bisa membangun hidupnya sendiri sedikit demi sedikit.
Eun Sung: Kau jadi sedikit keren.
Hwan: Sedikit?
Eun Sung: Semua itu akan tercapai. Karena kau adalah cucu nenek.
Eun Sung menemui Jun Se dan Hye Ri untuk mengatakan rencananya bersekolah di luar negeri. Ia berterima kasih pada Jun Se karena telah menolongnya selama ini. Jun Se bilang, Eun Sung harus baik-baik dengan Hwan. Ia ikut bahagia jika gadis yang disukainya bahagia.
Nenek Jang menyuruh Pyo Sung Chul untuk bertemu dengan seorang wanita dan mencari jodoh. Namun Sung Chul menolak karena ia tidak ingin menikahi wanita yang tidak dikenalnya. Nenek Jang memanggil Young Ran dan menunjukkan foto wanita itu.
Nenek Jang: Apa pendapatmu tentang wanita ini? Apa dia tidak cantik?
Young Ra berkata dingin, "Dia seperti wanita penggoda. Ibu, kenapa kau selalu memaksa orang yang tidak mau pergi berkencan?" Lalu pergi ke dapur.
Nenek Jang terkejut sekaligus bingung.
Pyo Sung Chul menyusul Young Ran ke dapur.
Young Ran: Apa kau tidak mau berkencan karena wanita itu? Dia sudah tua, dia kekanak-kanakan, dan wanita yang...
Young Ran teringat saat ia terpeleset dan Sung Chul menangkapnya. Sung Chul berkata, "Berhentilah melakukan hal-hal yang bodoh."
Young Ran: Apa itu... aku?
Hwan tiba-tiba datang untuk menanyakan makan siang.

Nenek Jang akhirnya menyadari bahwa Sung Chul menyukai Young Ran dan tidak menikah karena itu. Sung Chul minta maaf karena berani berbuat begitu, namun Nenek Jang bilang bahwa tidak ada perbedaan diantara manusia. Nenek juga merasa tenang jika menitipkan Young Ran pada Sung Chul.

Setelah makan siang, nenek meminta semuanya untuk berkumpul. Karena Eun Sung menolak perusahaan, maka ia akan menjadikan perusahaan itu sebagai perusahaan karyawan. Ia akan membagi-bagikan saham pada para karyawannya. Untuk aset yang tersisa, nenek menulisnya dalam surat warisan dan menyerahkannya pada Hwan. Ia meminta Hwan melaksanakan apa yang tertulis di surat warisan itu jika nenek sudah meninggal.
Nenek Jang berkata bahwa ketika ia sedang koma di rumah sakit, samar-samar ia mendengar suara Hwan yang menceritakan kecelakaan ayahnya. Nenek menoleh pada Hwan, "Hwan! Apakah itu semua benar?"
Hwan: Maafkan aku.
Nenek Jang: Bodoh! Kenapa kau tidak menceritakannya? Kenapa kau hidup dengan kesedihan seperti itu di hatimu? Apa mungkin... karena putraku mati untuk menyelamatkan anaknya, jadi kau takut aku akan membencimu?
Hwan: Semua itu terjadi karena aku terlalu keras kepala.
Nenek Jang menangis dan memeluk Hwan. Ia berkata bahwa orang tua manapun tidak akan menginginkan kejadian buruk menimpa anaknya.
Jung mencoba mencari pekerjaan, tapi kemampuannya terlalu buruk dan ia memutuskan untuk belajar terlebih dahulu.
Hwan mengajukan proposal untuk membuka cabang secara global. Tujuan pertama adalah New York. "Aku mencium adanya motif tersembunyi." ujar Nenek Jang curiga.
Hwan: Tidak ada.
Nenek Jang: Tidak?
Hwan menahan senyum. "Tentu tidak."
Nenek Hwan: Kalau begitu, ayo kita rapatkan.
Nenek Jang membagikan saham pada para karyawannya.
Pyung Joong memulai proyeknya dan membina karirnya dari awal lagi.
Seung Mi menjadi seorang guru dan Sung Hee bekerja di toko bunga.
Karena hari ini Eun Sung akan pergi ke Amerika, Hwan mengajaknya pergi piknik di tempat dimana Hwan dan ayahnya pergi sebelum kematian ayahnya. Hwan berniat memasakkan kari untuk Eun Sung. Agak ribet juga dia memasaknya.
Eun Sung memakan kari itu. Ia mengunyah dan terdiam.
Hwan: Bagaimana rasanya?
Eun Sung: Baru kali ini aku merasakan masakan seperti ini. Ini enak.
Hwan senang. "Benarkah?" Ia menyendok kari dan memakannya. "Kenapa kari rasanya seperti bubur?"
Eun Sung: Punyaku enak. Sangat enak sampai aku ingin menangis.
Eun Sung terharu, menahan tangisnya. Hwan tersenyum padanya.
Setelah makan, mereka berjalan-jalan melihat danau.
Eun Sung: Aku tidak ingin terlambat ke airport. Aku harus pergi sekarang.
Hwan hanya diam. Eun Sung menatapnya. "Setelah selesai bekerja, kau harus langsung pulang!" kata Eun Sung. "Jika sudah dapat gaji, jangan minum-minum. Apalagi kalau kau sampai mabuk dan mengetuk pintu rumah seorang gadis..." ujar Eun Sung seraya menunjukkan kepalan tangan pada Hwan.
Hwan tertawa. "Apa?"
"Ada hal lain yang ingin kukatakan." kata Eun Sung. "Sun Woo Hwan!" Eun Sung kemudian berbisik di telinga Hwan, "A-ku-men-cin-ta-i-mu."
Hwan terkejut. "Apa yang tadi kau katakan?"
Eun Sung: Kau tidak dengar?
Hwan: Katakan sekali lagi.
Eun Sung tersenyum dan mencium Hwan.



0 comments:

Post a Comment

 

Lover of Korean Drama, Music, Film, and other

Labels

keep dreaming, and do action! Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino