Sunday, February 14, 2010
Sinopsis Brilliant Legacy episod 25 [thanx to princess chocolates]
Rapat ke-5 pemegang saham perusahaan Jin Sung.
Suasana di ruang pertemuan itu sangat tegang. Jun Se berjalan memasuki ruangan. Ia memberi hormat pada semua peserta rapat dan duduk di tempat duduknya. Nenek Jang Sook Ja terlihat khawatir sekaligus marah. Ia mengepalkan tangannya di pangkuannya. Park Tae Soo tersenyum menang.
Eun Sung melihat Hwan datang. "Berapa yang kau dapat?" tanyanya, berharap.
Hwan menjawab, "Dua puluh tujuh."
Eun Sung tersenyum lega. "Jadi totalnya sudah 938!" serunya senang.
Hwan: Apa kita terlambat?
Eun Sung: Voting seharusnya belum dimulai. Ayo, cepat!
Hwan dan Eun Sung naik lift menuju ruang pertemuan.
Di ruang pertemuan, voting akan dimulai. Tiba-tiba pintu terbuka. "Tunggu sebentar!" seru Hwan, membuat semua peserta di ruangan itu menoleh. "Kami adalah perwakilan dari para karyawan Jin Sung. Tolong beri kami sedikit waktu." ujar Hwan. Ia meneruskan, "Aku memiliki petisi dari 900+ karyawan Jin Sung dan tanda tangan dari 135 pemegang saham."
Para peserta rapat bingung sejenak. Park Tae Soo mengisyaratkan agar voting segera dimulai. Namun salah seorang peserta berkeberatan. "Mereka adalah wakil dari karyawan kita, lebih baik kita dengarkan dulu apa yang mau mereka sampaikan." katanya.
Peserta yang lain menyetujui. "Ayo dengarkan! Dengarkan! Ayo kita dengarkan!"
Pemimpin rapat mengangguk tanda setuju.
Hwan dan Eun Sung maju ke depan. Eun Sung menyerahkan berkas pada Hwan.
"938 karyawan, lebih dari 80% pekerja Jin Sung bersedia menolong perusahaan kita dari masalah keuangan." Hwan mulai menjelaskan. "Mereka telah menyetujui secara tertulis bahwa 30% dari gaji mereka akan dipotong selama 6 bulan."
Para peserta rapat saling bertukar pandang.
Hwan melanjutkan, "Ini adalah pernyataan penolakan untuk memberhentikan Presiden. Ini mungkin tidak berarti banyak, tapi ini adalah suara hati dari 135 karyawan."
Eun Sung terkejut melihat Jun Se ada di ruangan itu. Jun Se mengelak dari pandangan Eun Sung.
Hwan: Beberapa karyawan bahkan menunda pernikahan mereka atau mengorbankan uang pensiun mereka. Tolong pertimbangkan suara hati karyawan kita dan pikirkan kembali keputusan kalian untuk memberhentikan Presiden Jang. Presiden Jang adalah presiden yang diinginkan dan dicintai oleh para karyawan. Aku mohon pada kalian.
Para peserta rapat terdiam. Park Tae Soo berteriak, "Ayo kita mulai voting!"
Para peserta rapat memulai voting. Jun Se memandang ayahnya, ragu. Jun Se melihat kertas votingnya yang sudah di-checklist, tanda persetujuan. Ia memandang Eun Sung. Eun Sung melihatnya dengan pandangan cemas. Jun Se terdiam, kemudian meremas kertas voting itu.
Pyo Sung Chul menunggu di luar dengan cemas. Tiba-tiba para peserta rapat keluar. Seluruh peserta membungkuk. "Selamat, Presiden!" seru mereka.
Nenek Jang: Semuanya, terima kasih! Terima kasih!
Pyo Sung Chul: Presiden, selamat!
Nenek Jang berseru senang, "Iya!" lalu berpaling pada Hwan dan Eun Sung. "Kalian berdua menyelamatkan aku!"
rainbow...
Eun Sung cemas memikirkan Jun Se dan Hwan menyadari kecemasannya. Ketika Nenek Jang dan Hwan sudah pergi, Eun Sung kembali ke ruang pertemuan. Namun ruangan itu sudah gelap dan tidak ada satu orang pun di sana. Ia mencoba menelepon Jun Se, namun ponsel Jun Se tidak aktif.
Para karyawan diberi tahu bahwa Presiden Jang tidak akan berhenti. Mereka senang mendengarnya, hanya Seung Mi yang terlihat sangat terkejut dan tidak senang. Ia langsung menelepon ibunya. Sung Hee mencoba menelepon Tae So, namun ponsel Tae Soo tidak aktif.
Nenek Jang sampai di rumah dan mengobrol bersama Hwan, Jung dan Young Ran. Mereka lega karena Nenek Jang tidak jadi diberhentikan dari jabatan Presiden.
Young Ran: Hwan yang menyelamatkanmu, kan Ibu? Hwan, bagaimana caramu meyakinkan semua karyawan?
Hwan: Aku tidak melakukannya sendiri. Para karyawan cabang kedua dan Go Eun Sung yang punya ide. Semuanya melakukan ini bersama-sama.
Nenek Jang: Para karyawan memberikan hati mereka, Hwan dan Eun Sung yang menyatukannya. Hwan dan Eun Sung sudah melakukan sesuatu yang hebat.
Young Ran: Eun Sung takut tidak bisa menguasai perusahaan, karena itu ia berusaha keras!
Hwan langsung membantah, "Bukan seperti itu!"
Jung menatap Hwan bingung."Kak, kenapa kau berteriak untuk membela Eun Sung?"
Young Ran sadar dan ikut bertanya, "Benar. Memangnya Eun Sung siapamu?"
Hwan: Apa?
Jung: Bukan itu kan?
Young Ran: Tidak mungkin!
Hwan menjadi salah tingkah dan beranjak dari duduknya. "Nenek, aku keluar dulu sebentar."
Young Ran: Kemana?
Hwan: Aku mau berterima kasih pada para karyawan cabang kedua. Aku pergi.
Hwan mencoba menelepon Eun Sung, tapi Eun Sung tidak mengangkat teleponnya. Hwan pergi ke cabang kedua dan berterima kasih pada manajer Lee. Manajer Lee membalas, "Kami melakukannya untuk Presiden kami, bukan untuk neneknya Sun Woo Hwan. Tidak ada alasan bagiku untuk menerima ucapan terima kasihmu."
Hwan tersenyum, "Manajer, apa kau tahu kalau kau tidak perlu berkata tajam kadang-kadang?
Manajer Lee: Ini adalah daya tarikku. Istriku yang bilang.
Hwan tertawa. Soo Jae mendatangi Hwan dan bertanya dimana supervisor. Hwan bingung, "Memangnya dia tidak kemari?"
Soo Jae: Bukankah kalian bersama?
Eun Sung ternyata berada di restoran Jun Se. Ia bertanya pada Hye Ri, "Ini pasti berat bagi kak Jun Se, kan?"
Hye Ri menanggapi, "Apa kau perlu bertanya? Dia menusuk ayahnya sendiri."
Eun Sung: Ekspresi kakak saat di ruang pertemuan... Aku tidak bisa lupa.
Hye Ri memarahi Eun Sung karena tega kepada Jun Se. Eun Sung tega menolak Jun Se karena laki-laki itu (Hwan). Eun Sung mengelak, "Itu demi kebaikan kak Jun Se sendiri, bukan karena dia.". Hye Ri kemudian keceplosan menceritakan bahwa Jun Se-lah yang membantunya mendapatkan rumah. Eun Sung terkejut, "Apa?!"
Sung Hee mendatangi Tae Soo yang sedang minum-minum di bar. "Apa yang terjadi?" tanyanya. Tae Soo menceritakan bahwa Jun Se melepaskan hak suaranya.
Sung Hee: Lalu apa yang akan terjadi sekarang?
Tae Soo: Sung Hee, kau tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini. Aku akan menanggung hukumannya sendiri. Jangan khawatir.
Jun Se bertemu dengan Seung Mi. Jun Se menuangkan minum untuknya dan berkata, "Seung Mi, kejadian ketika kau mengancamku dengan laporan ayahku... Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun.
Seung Mi berkata cemas, "Kau tidak akan mengatakannya pada siapapun, kan?"
Jun Se: Tidak.
Seung Mi: Kenapa kau tidak mengatakannya tadi? Apa karena kau takut aku akan menyerahkannya pada polisi? Apa karena jika Kak Hwan tahu, ia akan memberi tahu Eun Sung?
Jun Se: Kau salah. Tidak ada gunanya berkata apapun. Seung Mi, kau tidak akan melepas dokumen itu dan hati Hwan sudah menjadi milik Eun Sung. Untuk apa aku lebih mempermalukanmu? Apa kau masih bisa bernafas dengan normal? Sebelum kau kehilangan nafasmu, mengapa tidak kau lepaskan saja semua?
Seung Mi: Tentang apa?
Jun Se: Tetap bersikap keras kepala adalah tindakan bodoh. Kau hanya akan menyesalinya.
Seung Mi menangis. "Menyesal... adalah saat kau punya pilihan. Itulah yang akan kau katakan jika kau membuat pilihan yang salah. Jun Se, aku tahu kau berpikir aku bodoh. Aku tahu Eun Sung menganggap aku orang yang menakutkan. Kak Hwan pasti sangat kecewa padaku. Tidak... Dia sudah jauh dariku.. Aku cemas.. dan takut. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana aku bisa melepaskan semua jika itu bukan sesuatu yang bisa dikatakan? Aku akan tetap seperti ini, tidak melakukan apa-apa. Aku tidak bisa menelepon Kak Hwan ketika aku merindukannya. Aku juga tidak bisa menemuinya. Pasti sangat bagus bila besok aku tidak perlu bangun. Ketika aku bangun, hal pertama yang aku pikirkan adalah.. Kak Hwan.
Eun Sung memikirkan Jun Se. Ia teringat saat-saat bersama Jun Se. Jun Se selalu membantunya saat ia kesulitan. Jun Se selalu ada saat Eun Sung membutuhkannya.
Keesokkan paginya, Jun Se datang ke rumah Nenek Jang untuk minta maaf.
Jun Se: Maafkan aku.
Nenek Jang: Tidak perlu. Membuat keputusan sulit seperti kemarin, aku berterima kasih. Aku tidak bisa membayangkan air mata yang kau teteskan ketika berdiri di persimpangan itu.
Jun Se: Tolong maafkan ayahku, Nek. Walaupun ia bertentangan denganmu, tapi baginya Jin Sung adalah segalanya. Karena itu ia melakukan kesalahan. Tolong izinkan ayahku untuk meninggalkan perusahaan dengan tenang.
Nenek Jang: Park Tae Soo, putramu telah tumbuh dengan sangat baik.
Park Tae Soo sudah menyiapkan surat pengunduran diri dan menyerahkannya pada President Jang. Presiden Jang berkata Jun Se sudah meminta maaf padanya atas nama Tae Soo. Ia meminta Tae Soo mengembalikan uang perusahaan. Ia menyuruh Tae So pergi.
Hwan datang ke restoran dan mencari Eun Sung. Eun Sung tidak terlihat dimana-mana. Ternyata Eun Sung ada di balkon, sedang menelepon Hye Ri. Hwan menyusulnya. Ia mendengar Eun Sung berkata di telepon, "Kak Jun Se tidak bekerja lagi? Keluar lagi? Kemana? Tidak ada yang tahu dia kemana?"
Hwan: Kak Jun Se tidak apa-apa, jangan khawatir.
Eun Sung menoleh.
Hwan: Ia datang ke rumah tadi pagi.
Eun Sung: Dia datang ke rumah tadi pagi? (Eun Sung lalu menutup telepon) Untuk apa kak Jun Se ke rumahmu? Apa ia datang untuk memohon untuk ayahnya?
Hwan: Benar.
Eun Sung hampir menangis: Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?
Hwan: Dia baik-baik saja.
Eun Sung: Nenek dan keluargamu.. Apa mereka memarahinya?
Hwan terlihat kesal karena Eun Sung sangat mencemaskan Jun Se. "Kau menangis?" serunya pada Eun Sung. "Kau menganggapnya apa sampai kau harus menangis untuknya? Apa dia seseorang yang penting untukmu?"
Eun Sung menghapus air matanya. "Jika dia membuat ayahnya dipenjara, itu pasti sangat berat untuknya."
Hwan: Jika itu berat untuknya, seharusnya Jun Se yang menangis. Kenapa kau menangis? Jangan menangis! Jangan menangis untuk Jun Se di depanku!
Eun Sung: Aku menangis karena hatiku sakit! Jadi kau ingin tahu orang seperti apa dia untukku? Diam-diam dia menyewakan aku rumah, dia membantuku pindah, membuatkan makanan untukku. Ia membuat selebaran untuk Eun Woo dan membantuku menyebarkan selebaran itu. Jika aku sakit, diam-diam dia mengantarkan susu dan memasak untukku. Dia mau mendengarkanku saat aku butuh. Dia selalu ada untukku setiap saat. Ketika semua hal menjadi terlalu melelahkan, dialah yang selalu membantuku tanpa mengeluh. Seseorang seperti dia pada situasi seperti ini... Bagaimana hatiku tidak sakit?
Hwan menjadi murung: Jadi begitu... Dia sangat penting? Nenek ingin kau menemuinya setelah selesai bekerja.
Hwan berjalan pergi. Eun Sung hendak mengejarnya, tapi tidak jadi.
Hwan berhenti berjalan di tangga dan berpikir. "Pindah, selebaran, bahkan mengantar susu? Kenapa dia melakukan banyak hal?" ujarnya pada dirinya sendiri. Kak Jun Se benar-benar..."
Hwan menunggu Eun Sung saat pulang kerja. Ia melihat bangku kosong dan langsung mendudukinya. "Kemari!" katanya pada Eun Sung. Ia berdiri dan memaksa Eun Sung duduk. "Aku sudah melakukan satu." katanya.
Eun Sung bingung dan hendak berdiri. "Satu? Melakukan apa?"
Hwan menyuruhnya tetap duduk. "Duduk saja!"
Eun Sung berkunjung ke rumah Nenek Jang. Nenek Jang mengatakan penyakitnya makin lama akan makin parah. Ia akan banyak membuat kesalahan dan ingatannya akan memudar. Karena Eun Sung berhasil meningkatkan profit hingga 20%, ia meminta Eun Sung be kantor pusat untuk elajar bagaimana mengatur perusahaan. Tentu saja Young Ran dan Jung tidak setuju, bilang bahwa sebelumnya Eun Sung sudah tahu identitas Nenek. Nenek meminta Eun Sung kembali lagi ke rumah.
Eun Sung: Bisakah kalian mendengarku dulu? Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak yakin bisa mengatur sebuah perusahaan. Suatu perusahaan bukan hanya tentang uang, tapi juga pengorbanan dan tanggung jawab. Aku tidak mampu. Aku terlalu takut. Aku tidak punya keyakinan bahwa aku bisa hidup sepertimu, Nek. Aku berterima kasih dan aku minta maaf.
Nenek Jang meminta Eun Sung masuk ke ruangannya untuk bicara empat mata. Nenek Jang membujuk Eun Sung. Namun Eun Sung berkata, jika uang, tentu ia akan tidak akan menolak. Tapi kalau perusahaan, ia tidak bisa. Eun Sung berencana untuk mundur dari perusahaan dan ingin bekerja di bidang kuliner. Aku ingin membuat Masakan Campuran Korea.
Seung Mi Berdiri di depan gerbang rumah Hwan. Ia bersembunyi ketika Hwan mengantar Eun Sung keluar. Eun Sung mendapat telepon bahwa Jun Se datang ke restoran dan berniat ke sana. Hwan ingin mengantar Eun Sung, namun Eun Sung menolak. "Tidak usah..." Eun Sung melihat Seung Mi bersembunyi, kemudian berlari pergi meninggalkan Hwan.
Eun Sung menemui Jun Se. "Kenapa kau membuatku khawatir?!" ujar Eun Sung segera setelah ia melihat Jun Se. "Kalau kau ada masalah, kenapa tidak memberi tahu aku? Kau membantuku saat aku merasa letih. Namun saat kau letih, kenapa tidak menghubungiku? Aku juga ingin membantumu. Apa kau sudah makan?"
Jun Se terdiam sejenak, kemudian menatap Eun Sung. "Eun Sung, ini sudah terasa membosankan. Ayo kita berhenti di sini."
Eun Sung: Apa?
Jun Se: Aku adalah laki-laki yang punya harga diri. Jangan menunjukkan simpatimu.
Eun Sung: Bukankah kau selalu ada saat aku jatuh? Memiliki seseorang di sampingmu saat kau jatuh bisa membuatmu terhibur.
Jun Se: Eun Sung... Hal yang aku lakukan untuk gadis yang kusukai, aku tidak ingin ia menggantinya. Aku melakukannya karena aku menyukaimu. Aku tidak butuh apapun sebagai gantinya.
Eun Sung berniat mengundurkan diri. Ia memberi tahu Manajer Lee. "Tetaplah disini sampai kami menemukan penggantimu." ujar Manajer Lee.
Hwan meminta uang gajinya dan memberikan 50.00 untuk Eun Sung. "Akan kuberikan sisanya bulan depan."
Eun Sung: Bulan depan aku sudah tidak disini.
Hwan terkejut. "Apa?!" Ia kemudian menarik Eun Sung ke balkon. "Kau ingin berhenti bekerja? Kenapa?
Eun Sung: Aku belajar tentang masakan dan hal yang lain.
Hwan: Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah aku memintamu menunggu? Bukankah aku memintamu untuk tetap disisiku?
Eun Sung: Jika aku menunggu, apa yang akan berubah? Apa kita bisa bersama? Apa kau pikir kita bisa melakukannya?
Hwan: Jangan beri aku alasan. Kau melarikan diri. Apa karena kak Jun Se? Apa yang dilakukan Jun Se, aku akan melakukannya juga! Aku akan membayar semua yang telah Jun Se lakukan untukmu!
Eun Sung: Kak Jun Se bukan satu-satunya orang yang berdiri diantara kita!
Hwan: Aku sudah memberi tahu Seung Mi.
Eun Sung terkejut. "Apa yang kau katakan padanya?"
Hwan: Perasaanku padamu. Aku mengatakan semuanya. Aku ingin memberinya waktu.
Hwan memegang bahu Eun Sung. "Jadi percaya dan tunggu aku!"
Go Pyung Joong makan di restoran. Ia melihat selebaran pencarian Eun Woo yang tertempel di dinding. Ia menjadi sangat terkejut."Eun Woo... Eun Woo... Bagaimana bisa..."
Ia menelepon Sung Hee dan dan meminta Sung Hee menemuinya.
Pyung Joong: Aku akan mengatakan semuanya. Aku memberi tahumu agar kau bisa bersiap-siap.
Sung Hee: Kau akan mengatakan semuanya?
Pyung Joong menunjukkan selebaran pencarian Eun Woo dan berkata, "Eun Sung... kehilangan Eun Woo."
Sung Hee mengambil selebaran itu dan melihatnya.
Pyung Joong: Ketika Eun Sung kehilangan Eun Woo, apa dia tidak meneleponmu?
Sung Hee: Tidak. Aku tidak tahu.
Pyung Joong: Tidak, dia pasti meneleponmu.
Sung Hee berteriak, "Tidak! Kubilang ia tidak menelepon!"
Pyung Joong: Eun Woo tidak bisa pulang ke rumah! Ia sedang ada di jalanan!
Sung Hee: Biar aku yang mengurusnya. Biarkan aku... Eun Sung juga sedang mencarinya. Apa yang bisa kau lakukan setelah kau mendapatkan namamu kembali? Mereka akan mengambil segalanya. Aku tidak bisa membantumu lagi.
Pyung Joong: Aku sudah tidak percaya lagi padamu. Kenapa kau menghalangi aku bertemu Eun Sung?
Sung Hee: Jadi, kau memutuskan untuk mengatakan segalanya dan aku harus menyiapkan semua uangku untuk dikembalikan?
Pyung Joong: Apapun yang kau katakan aku tetap akan mengatakan segalanya.
Sung Hee: Siapa yang memulai semua ini? Kaulah yang memulainya!
Eun Woo meminta Hwan membuat ramyun a.k.a mie rebus. Hwan berkata bahwa moodnya sedang buruk karena Spy. Eun Woo bilang, "Kakak menyukai spy."
Tiba-tiba Seung Mi menelepon dan berkata bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Hwan menyuruhnya datang ke bar Young Suk.
Hwan menungu Seung Mi sambil melihat Eun Woo memainkan piano. Eun Woo minta Hwan membelikannya susu cokelat. Hwan dan Eun Woo pergi keluar. Seung Mi terkejut ketika melihat Eun Woo keluar dari bar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment