Wednesday, February 23, 2011
[Summary] Mary Stayed Out All Night: Episode 5
EPISODE 5 RECAP
Episode 5 dimulai dengan Mae-ri yang masih kepikiran akan kejadian tadi malam di tempat tidurnya. Gelisah, sambil memegangi keningnya (bekas lukanya).
Di luar, Jung-in juga gelisah. Bagaimana cara (posisi) terbaik meletakkan pesannya agar bisa dilihat Mae-ri. Lucu banget. Berbagai tempat dia coba, tapi selalu jatuh. Sampai dia mengukur kira-kira Mae-ri keluar dari kamar dan dimana kira-kira akan melihat pesannya. Eh, Mae-ri nya malah keluar.
Mae-ri: apa yang kau lakukan direktur?
Jung-in: Aku ada meeting jadi harus pergi lebih cepat. Aku baru mau meninggalkan memo.
Mae-ri mengambilnya.
Mae-ri: Dan, apa yang tertulis di memo?
Jung-in: Tolong dibaca setelah aku pergi. Dan ayahmu bisa mengajakmu kembali kapanpun kau siap.
Mae-ri (bersemangat) : Ayo pulang bersama, Direktur.
Dan, mereka pun kembali ke Seoul bersama-sama. Di mobil, keduanya sama-sama diam. Hening. Tak ada pembicaraan, sampai ...
Jung-in: Jenis musik apa yang kau sukai?
Mae-ri: Apa? O... Apapun yang bagus kecuali rock dan musik keras.
Jung-in pun menyalakan lagu bergenre klasik dengan iringan biola di tape mobil.
Mae-ri baru menyadari sesuatu.
Mae-ri: Musik Mu-gyul! Tentu saja, musik Mu-gyul pengecualian.
Lalu mematikan musik klasik itu, dan menyanyikan lagu My Bus yang pernah dinyanyikan Mu-gyul.
Mae-ri beralasan lagu itu membuatnya rindu pada Mu-gyul dan ingin menelponnya. Jung-in menambahkan kalau dia akan mengantarkan Mae-ri ke sana.
Mu-gyul, menguncir poninya, dan memakai sarung tangan yang belum jadi. Di rumah, berusaha membuat lirik lagu, namun selalu gagal (terlihat dari berserakannya kertas-kertas di belakangnya). Ia terbayang suara Mae-ri. " Jagi-ya, Sarange." (Oooh, so sweet!). Ia menggambar kepala kucing (lambang dari Mary Stayed All Out of Night) Awalnya ingin menulis Mae-ri tapi diganti dengan Marry Christmast. tersenyum sendiri. Lalu ada suara batuk-batuk (aaah, menganggu saja).
Itu Seo-joon. Terbaring di sofa. Mu-gyul tidak tahu harus mengantarkannya kemana, jadi dia membawa pulang Seo-joon. Setelah baikan. Seo-joon berkeliling di dalam rumah Mu-gyul, sampai ia menemukan benang pintal milik Mae-ri.
Seo-joon: Apa ini?
Mu-gyul: Ah, itu bukan apa-apa.
Seo-joon: Apa kau belajar memintal? (Lalu melihat sarung tangan Mu-gyul) Kau yang memintal itu?
Mu-gyul: Bukan. Itu ...
Seo-joon: Kau mempunyai pacar?
Mu-gyul: Pacar? Tidak dalam waktu dekat.
Kembali di dalam mobil. Mae-ri menyarankan proyek drama Jung-in sebaiknya dimasukkan karakter keluarga di dalamnya. Karakter seperti Ayah Jung-in, mungkin. Diam. Dan, mereka ternyata sudah sampai di rumah Mu-gyul.
Di kursi belakang Mae-ri membawa TV bekas. Ia ingin membawanya sendiri, tapi Jung-in menawarkan diri.
Lalu saat ia melihat pintu rumah Mu-gyul terbuka. Seo-joon keluar dari rumah itu bersama Mu-gyul. Aw, gawat kalau Jung-in melihat ini. Karena itu dia berbalik dan berpura-pura memperbaiki dasi atau kotoran di jas Jung-in.
Seo-joon berpamitan, masuk ke dalam taksi yang sudah berada di depan rumah Mu-gyul. Begitu Seo-joon pergi, Mae-ri langsung menyerbu. " Jagi-yaaa!"
Jung-in memanggilnya Mae-Ri, Mae-ri heran, biasanya Mu-gyul memanggilnya dengan Merry Christmas. Dia juga bertanya kenapa Seo-joon ada di sini. Mu-gyul menjawab, aku tidak tahu. Di sini dingin, ayo bicara di dalam.
Jung-in muncul dengan mebawa TV bekas.
Di dalam rumah Mu-gyul. Mae-ri membersihkan kertas-kertas berserakan. Dan, Jung-in masih berusaha menawarkan peran pria utama di daramanya.
Mu-gyul marah kenapa Mae-ri belum juga berangkat kerja. Mae-ri beralasan Jung-in memperbolehkannya berangkat kerja kapanpun dia siap. Mu-gyul tambah marah. Pekerjaan Mae-ri seperti tidak serius baginya.
Jung-in : Aku meminta maaf karena mengambil waktumu bersama Mae-ri. Tapi, mulai sekarang, aku akan melakukan yang terbaik buat mae-Ri.
mu-gyul heran. Bukankah kau bilang kau tidak tertarik dengannya?
Jung-in : Aku mempunyai alasan untuk melakukannya sekarang. Aku tahu kau menikah karena cinta, tapi itu adalah keputusan yang dipaksakan. Dan aku dengar, pernikahan ini tidak legal.
Mu-gyul : Jadi?
Jung-in : Kau akan menjadi gugup mulai sekarang, Kang Mu-gyul.(Lalu pergi)
Mu-gyul heran. Ia menanyakan apa terjadi sesuatu antara Mae-ri dan Jung-in. Mae-ri jelas menjawab tidak.
Mae-Ri : Kenapa kau terlihat kesal?
Mu-gyul : Kapan aku terlihat kesal?!
Mae-Ri: Sekarang!
Mae-ri menanyakan apa hubungannya dengan Seo-joon. Mu-gyul bilang, itu bukan urusannya. Mae-ri juga bilang, kalau Seo-joon bermain dalam proyek drama musik Jung-in. Sedang asik membicarakan ini, Mae-Ri menyadari bahwa pintalannya berubah posisi.
Mae-Ri: Oh! Oh! Sarung tanganku! Aku sudah memberitahumu untuk hati-hati! Bukankah aku memberitahumu kau akan mati jika menyentuhnya?! (menunjuk marah pada Mu-gyul)
Percepat pada Jung-in yang menunjukkan skenario dramanya. Ia menginginkan Mae-ri membacanya, dan mengajaknya ke sebuah restoran.
Mae-Ri : Ini tidak masalah bagaimana keras kau mencoba memenangkan aku. Aku tidak akan ragu.
Jung-in (sambil membaca menu) : Aku berencana mulai sekarang harus makan siang bersama.
Mae-Ri : Tapi, aku sudah memberitahumu, ini sia-sia. Tapi ... tidak ada orang lain di sini. ( Meja-meja yang lain terlihat kosong) Apakah kau menyewa seluruh tempat ini?
Jung-in : Apa maksudmu?
Mae-Ri : Di drama, lelaki biasanya menyewa suatu tempat, ketika mereka akan melamar ...
Lalu muncul seorang wanita, ternyata penulis skenario drama Jung-in. Jung-in meminta Mae-Ri melontarkan idenya agar bisa diperbaiki oleh penulis skenario.
Giliran Mae-ri bersama Mu-gyul. Mae-ri membaca memo dari Jung-in tadi pagi, sedangkan Mu-gyul memainkan gitarnya. " Aku harap kau tidur tanpa terganggu karena keadaan sekitar yang kurang familiar. Aku pergi sekarang tanpa pamit. Silahkan bersitirahat sebelum kau kembali .. Jung-in"
Mu-gyul malah menyanyikan ," Materialistis, lelaki berwajah dua, dan total penolakan juga."
Di sini akan terlihat kalau Mu-gyul sedikit cemburu. Hehehe.
Mae-ri memasakkan makan malam untuk Mu-gyul. Mu-gyul memuji makanannya yang enak. Lalu, ibu Mu-gyul datang.
ibu : Apa kalian tinggal bersama?
Mu-gyul & Mae-ri : tentu saja tidak.
Ibu Mu-gyul meminta Mu-gyul meminjamkan uang sebanyak KRW 5,000,000. Mu-gyul menarik Ibunya keluar. ternyata pacar Ibu memberikan uang untuk Ibunya untuk dipakai deposit cafe ibunya, sekarang mereka putus, kekasihnya meminta uangnya kembali.
Mu-gyul menolak memberikan uang. Tapi Ibu memohon agar meminjamkannya uang. Tentu saja Mu-gyul akirnya mengalah.
Di rumah. Pemilik rumah mencari Mu-gyul, malah menemukan mae-ri. Ia meminta uang untuk membayar sewa sebanyak KRW 2,000,000.
Beralih ke restoran mewah. Direktur Hyung dan Ayah Mae-ri membicarakan anak mereka. Ayah Mae-ri mengatakan kalau cara berpakaian anaknya tidak terlalu pantas. Direktur Hyung mengatakan, kalau dia sudah mengaturnya buat mae-ri.
Giliran Mae-ri bersama Jung-in. Tapi, mae-ri duluan sampai di rumah. ketika pintu terbuka, dia kira itu Jung-in. Tapi, itu adalah pelayan suruhan direktur Hyung yang memintanya merubah penampilan Mae-ri.
Mu-gyul menjual gitar putihnya pada temannya. Tapi, harganya terlalu rendah. Temannya juga sedih karena Mu-gyul harus menjual gitar itu, bagaimana Mu-gyul bisa membuat lagu.
Di kantor, Seo-joon sedang membaca skenario, sedangkan Jung-in menyalakan sebuah lagu. " Ini lagu, Mu-gyul sempurna." Seo-joon juga mengatakan bahwa Mu-gyul adalah kekasihnya dulu. dan, sekarang mereka hanya teman.
Jung-in menceritakan kalau ia sudah ditolak dua kali dalam mengajak Mu-gyul ikut serta dalam drama ini.
Seo-joon : Bolehkah aku membujuknya? Maukah kau membiarkan aku menyusun makan siang bersama sampai aku di sini?
Jung-in : Aku harus meminta maaf. Aku sudah mempunyai rencana.
Seo-joon : Seperti apa tipe wanita yang akan kau nikahi? Aku agak curiga.
Pintu diketuk. Dan, masuklah mae-ri yang pakaiannya sangat feminin. Dress hitam dengan rok di atas lutut, stoking hitam, dan highells hitam. Membuat terpana Seo-joon yang memuji kecantikannya, dan Jung-in. Jung-in meminta meeting ini dilanjutkan lain kali. Sebelum pergi Seo-joon berkata, " nikmati makan siang bersama tunanganmu."
Mae-ri melotot pada Jung-in yang tersenyum.
So-Ra Yah dan Ji-Hye sudah mengantri untuk masuk ke sebuah restoran mewah. Mae-ri dan Jung-in melewati mereka.
Mae-ri perlahan-lahan menaiki tangga. Dia beralasan kalau tidak terbiasa memakai highells, jadi Jung-in menggandengnya. Ow..ow..ow.
Kedua teman mae-ri mengenali Mae-ri. Mae-ri menoleh ketika namanya di panggil. Dan mereka makan siang bersama di restoran. (teman-teman Mae-ri tak perlu ikut mengantri lagi). Temannya keceplosan, " Untuk kencan pertama Mae-ri ini, Mae-ri mendapatkan jackpot."
Jung-in : Jadi, Mae-ri tidak pernah berkencan sebelumnya?
Mae-ri menjelaskan kalau sebelum bertemu Mu-gyul, dia tidak pernah berkencan. Mu-gyul adalah cinta pertamanya.
Jung-in pergi menerima telepon. Kedua temannya masing-masing memihak Jung-in dan Mu-gyul. Mae-ri mengatakan tidak tertarik pada keduanya. Setelah perdebatan antar So-Ra Yah dan Ji-Hye kemudian mereka malah mendukung kedua-duanya.
Direktur hyung dan Ayah mae-ri berbelanja pakaian untuk Ayah Mae-ri. Sudah 86 hari, dan Ayah mae-ri berjanji akan bisa menyatukan Mae-ri dan Jung-in secepatnya.
Mu-gyul pulang ke rumah. Sudah ada Seo-joon di sana. Ia menyadari kalau Mu-gyul menjual gitarnya karena itu ia membujuk Mu-gyul agar menerima tawaran Jung-in. Seo-joon memuji Jung-in sedangkan bagi Mu-gyul Jung-in tetap manusia bermuka dua. Ia melihat jam, sudah setengah empat, karena itu menanyakan kapan Seo-joon kapan dia pulang.
Ada tamu datang, ternyata pemilik rumah. Mu-gyul mengantarkan Seo-joon menuju mobilnya. Seo-joon menawarkan bantuannya soal uang, tetapi Mu-gyul menolaknya,
Di luar, Mae-ri sudah tiba. Melihat ada Seo-joon, dia langsung menutupi mukanya dengan topi berbulu jaketnya sambil bergeser ke tepi jalan perlahan. Dia bingung kenapa Seo-joon selalu datang ke rumah Mu-gyul.
Pemilik rumah memerhatikan rumahnya. Mu-gyul datang, menjanjikan agar membayar minggu depan. Pemilik rumah mengatakan tidak pelru khawatir, karena pacar Mu-gyul sudah membayarnya. tepat, mae-ri datang. pemilik rumah pamit pulang, dia ke sini hanya mengecek keadaan rumahnya, apakah ada kerusakan. tetapi ternyata tidak ada.
Mu-gyul memarahi Mae-ri karena sudah mencampuri urusannya. Mae-ri lebih marah lagi, aku tinggal di sini juga, sudah seharusnya aku juga membayar.
Mu-gyul menandatangani kertas perjanjian di secarik kertas berisikan "Aku, Kang Mu-gyyul, berjanji akan membayar 200 ribu won pada Wi Mae-ri". Dia akan membayarnya dalam dua bulan.
Mae-ri menolaknya, selama perjanjian 100 hari berakhir (yang tinggal 86 hari lagi), Mu-gyul bisa membayarnya sedikit demi sedikit.
Mu-gyul tidak bisa menolak. Apalagi Mae-ri bisa datang ke sana tidak hanya pada pukul 4 sore sampai 9.30 malam. Mu-gyul duduk dengan kesal karena Mae-ri begitu bahagia membersihkan rumahnya.
Berbeda dengan rumah Jung-in. Ada pelayan yang sudah membersihkan semuanya.
So-Ra Yah dan Ji-Hye dan menelpon. Begitu tahu kalau Mae-ri sendirian di rumah, mereka ingin datang ke sana. tetapi, Mae-ri jelas menolak, ini bukan rumahku.
Lalu ada telpon dari Direktur Hyung.
Di mall. Direktur hyung dan Mae-ri berbelanja keperluan Mae-ri. Mae-ri masih bersikeras tidak bisa menolak itu.
Ayah Mae-ri datang lagi ke rumah Mu-gyul. menawarkan cek dan tiket keberangkatan ke Incheon, Narita pada tanggal 25 November pukul 2 siang. Jika dia memang mencintai Mae-ri, seharusnya dia pergi. Mu-gyul menolak lalu pergi.
Di sebuah restoran kecil, Ayah Mae-ri dan Mu-gyul berbincang. Ayah Mae-ri mabuk. Dia frustasi mengenai hubungan Mu-gyul dan Mae-ri.
Di restoran (sepertinya masih di kawasan mall), Direktur Hyung dan Mae-ri berbincang. Mae-ri meminta Direktur Hyung menceritakan tentang Ibunya. Ibunya meninggal ketika umurnya 4 tahun, jadi dia tidak mempunyai kenangan akan Ibunya. Kalau ia bertanya pada Ayahnya, Ayahnya akan menangis hanya dengan memikirkan Ibunya.
Direktur Hyung: Dae-han sangat mencintai Ae-ri
Mae-ri : Paman, seperti apa Ibuku?
Direktur Hyung: Apa yang bisa kukatakan ... Dia seperti matahari, hangat dan ramah seperti matahari di hari musim gugur.
kemudian Jung-in datang. Melihat kedekatan antara Mae-ri dan Ayahnya ia merasa senang.
Mu-gyul memapah Ayah Mae-ri pulang ke rumah. Di tengah jalan, Ayah Mae-ri hendak buang air kecil. Mu-gyul sangat malu, apalagi pada orang-orang yang lewat memerhatikan mereka.
Mae-ri pulang di antar oleh Jung-in. mereka sedang asik berbincang mengenai style baru Mae-ri. Mae-ri mengatakan akan berpakaian seperti itu hanya di kantor saja. kemudian Mu-gyul dan Ayah datang. Ayah menimpa Mu-gyul.
Jung-in mencoba memapah sendirian, Mu-gyul sempat mencibirnya. Jung-in seperti biasa tersenyum, seakan dia mampu. Lalu ... ia tidak kuat menggendong ayah Ma-eri dan terjatuh, Mu-gyul tertawa melihatnya. Mae-ri langsung menyuruhnya membantu Jung-in memapah Ayahnya.
Ayah : Anak menantu Jung, anak menantu Kang. (tertawa) Aku punya dua anak menantu.
Mereka berjalan pelan. Ayah seperti hendak muntah, dan ia muntah ke arah Mu-gyul. Yeiks!
Di rumah, Mae-ri membersihkan jaket Mu-gyul. Ia meminta maaf akan perlakuan Ayahnya.
Mu-gyul dan Mae-ri baru hendak pulang ketika Jung-in muncul. Mu-gyul pulang dengan berjalan kaki, sedangkan Jung-in memakai mobil. Jung-in memintanya masuk ada yang hendak dibicarakannya, Mu-gyul menolak karena merasa tidak ada yang harus mereka bicarakan.
Saat Jung-in pergi, Mu-gyul menendang botol kosong. Dan, merasakan sakit di punggungnya.
Ayah bangun keesokan paginya, makan pagi sudah ada di hadapannya. Mae-ri menyuapinya. Ayah berhenti makan, karena merasa masih kurang baikan. Mae-ri memeriksa jaket Ayah karena hendak mencucinya, dan menemukan tiket di dalam sakunya. Mae-ri langsung marah dan meneriaki Ayahnya. Ayah mengelak dengan pura-pura hendak muntah.
Mae-ri menemui Mu-gyul di rumah. Mu-gyul tidur memunggunginya. Mu-gyul bangung, meminta untuk menghentikan semua ini. Ia akan mengembalikan uang Mae-ri. Mae-ri jelas menolak dan mengingatkan soal kesetiaan. Mu-gyul berganti baju. Mae-ri menutup matanya. Padahal Mu-gyul biasa saja tidak bermaksud apa-apa.
handphone Mu-gyul tertinggal, ada yang menelpon. ternyata Ibu Mu-gyul. Ia menanyakan apakah Mu-gyul sudah mempunyai uang. Jadi, Ibu menunggu Mu-gyul di rumah saja sambil meminta ice cream dan meminta Mae-ri membuat kimchi.
Sampai malam, Mae-ri membuat Kimchi di baskom besar sedangkan Ibu Mu-gyul menonton TV sambil makan es krim.
Mu-gyul menemui teman-temannya di mana Seo-joon datang. Masih berusaha membujuk Mu-gyul agar menyetujui kerjasama dengan Jung-in.
Mae-ri buang sampah keluar rumah, tangannya begitu letih dan tanpa sengaja melihat Mu-gyul berbincang dengan Seo-joon di dalam mobil. Sepertinya ada yang cemburu.
Mu-gyul pulang menemukan Ibunya di rumah menikmati mie. Dan terkejut kalau Mae-ri membuat kimchi sendirian. Ibu memuji Mae-ri dan memberinya nilai 100. Mu-gyul menelpon mae-ri, tetapi tidak diangkat.
Mae-ri memijat-mijat tangannya sendiri sambil menonton TV, teringat Mu-gyul dan Seo-joon di dalam mobil.
Mu-gyul mengambil botol air mineral di dalam kulkas, tanpa sengaja melihat kimchi buatan Mae-ri. Sedangkan Ibunya tertawa-tawa menonton TV.
Paginya, Mu-gyul datang ke kantor Jung-in. Jung-in akan memberinya KRW 20,000,000 jika dia menyetujui kontrak ini. Mu-gyul tidak peduli dengan itu, yang ia inginkan bisa melakukan proyek OST dengan melibatkan bandnya. Jung-in heran, bukankah Mu-gyul sudah keluar dari bandnya?
Mu-gyul: Kami keluarga. Tapi bisnisman sepertimu tidak akan mengerti perasaan kesetiaan ini, kan?
Mu-gyul hendak pergi karena Jung-in akan mengganti bandnya dengan musisi lain jika mereka tidak memenuhi standarnya.
saat itu Mae-ri masuk. Mu-gyul terkejut melihat penampilan Mae-ri.
Jung-in akhirnya setuju. Kemudian kru drama masuk dan meminta Seo-joon dan Jung-in mengeceknya.
Mae-ri mengirimkan pesan pada Mu-gyul. Ayo bicara sebentar.
Mu-gyul keluar. Mae-ri bertanya kenapa tidak memberitahunya kalau mau ke sini? Mu-gyul mengatakan kalau mae-ri tidak mengangkat telponnya. Dan meminta maaf soal Ibunya. Menurut Mae-ri mereka impas, Ayahnya menyulitkan Mu-gyul sebelumnya. Mae-ri kecewa karena jika Mu-gyul menandatangani kontrak.
lalu Jung-in datang, Mae-ri langsung memeluk lengan Mu-gyul seperti biasa. Mu-gyul mengatakan masih berat ikut dalam proyek drama ini. Mu-gyul pergi, Mae-ri mengejarnya.
Mae-ri : Terima kasih.
Mu-gyul : Untuk apa? Aku tidak melakukan itu karena kau.
Mae-ri : Tetap saja... (tersenyum) aku akhirnya sedikit merasa bebas.
Seo-joon muncul.
Mae-ri : Elevator lewat sini. (berpura-pura tidak mengenal Mu-gyul)
Seo-joon hendak menggandeng Mu-gyul, tetapi Mu-gyul menolak dan berjalan sendiri. (Ada poster drama Tak Goo di belakangnya. Berarti, perusahaan Jung-in yang membuat Bread, taste and Love. Wkwkwkwk)
Manajer band Mu-gyul dulu tidak sengaja melihat Mu-gyul yang pergi. Ia kaget mengetahui Mu-gyul sebagai produser musik.
Manajer licik itu menemui Jung-in, menceritakan tentang Mu-gyul. " Hati-hati dengannya. Dia mungkin akan berakting lugu dan terlihat peduli akan pembuatan musik. Tapi, itu dia yang mengaturnya. Dia berakting baik tetapi sesungguhnya dia sangat terobsesi dengan uang. "
jung-in: Apa yang kau maksud?
Manajer licik menemui Mu-gyul, mengatakan kalau Mu-gyul dalam kontrak exclusive dengannya. Dan, dalam waktu tiga tahun tidak dalam pekerjaan apapun jika tidak mengikutsertakan dirinya.
Manajer licik (lupa namanya) : Kang Mu-gyul ada di bawah kontrak denganku. Jadi, jika kau menandatangani kontrak dengannya. Kau juga harus menandatangani kontrak lain denganku.
manajer licik datang ke rumah Mu-gyul, meminta Mu-gyul menandatangani kontrak exclusive dengannya. Ah, sungguh licik.
Di mobil, Jung-in menceritakan tentang itu pada Mae-ri.
Jung-in : Apakah kalian tidak membicarakan masalah pekerjaan satu sama lain?
Mae-ri mengatakan kalau Mu-gyul bilang tidak akan menandatangani kontrak itu.
Jung-in : Sepertinya ada atmosfer canggung antara kalian berdua.
mae-ri : Apa kau curiga pada kami berdua sekarang?
Jung-in : Curiga?
Mae-ri : Tentang pernikahan kami ... maksudku, tentang cinta kami!
Mu-gyul duduk menunduk di ayunan dalam rumah. Mae-ri datang memeluk lengannya.
Mu-gyul : Aku sedang tidak mood sekarang. Pergilah.
Mae-ri : Kau tidak bisa seperti ini sekarang, ini keadaan darurat.
Mu-gyul (menunjukkan wajahnya) : Apa sekarang?
Mae-ri : Jung-in mulai curiga tentang kita berdua. Dia bilang kita terlihat canggung.
Mu-gyul : Apa?
Mae-ri : Karena itu aku membutuhkanmu seakan-akan menyukaiku, ya?
Jung-in datang : Kang Mu-gyul.
Mu-gyul berdiri, karena itu Mae-ri ikut berdiri. Memeluk lengan Mu-gyul dan merebahkan kepalanya ke bahu Mu-gyul.
Mu-gyul : Kau bilang akan melakukan yang terbaik, dan mulai sekarang aku harus waspada, benar kan?
Mu-gyul memegang kedua bahu Mae-ri dan .... mencium bibirnya! Mae-ri terkejut, tapi memejamkan matanya, mungkin baru ingat kalau ada Jung-in di depannya.
Kilasan episode 6.
* Mae-ri : Itu ciuman pertamaku.
* Mae-ri yang selalu teringat dengan ciuman itu. Aw.
* Ia datang makan bersama Mu-gyul, Seo-joon, dan teman-teman Mu-gyul. Seo-joon menyoraki Mae-ri sebagai kekasih Mu-gyul.
* ada suara So-Ra Yah dan Ji-Hye : Apakah kau sedang jatuh cinta? Tapi, dengan yang mana?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment