Hire Me Direct

Sunday, February 13, 2011

[Recap] Mary Stayed Out All Night: Episode 4







EPISODE 4 RECAP
 
Episode 4 dimulai dengan Mu-gyul menanyakan pada Ma-ri apa yang dilakukannya di sana.
Jung-in: " Kalian berdua ...kenal satu sama lain?"
Ma-ri pun berlari ke arah Jung-in," Dia suamiku."
Jung-in dan Mu-gyul saling pandang, menyadari siapa mereka untuk Ma-ri.
Ma-ri menghampiri Mu-gyul, berteriak, "Jagi-ya! "dan menyeret dia keluar sebelum ia bisa protes.
Mae-Ri membawa dia keluar dari sana, dan  walaupun dia berhenti dan mengambil kembali gitarnya.  Kurangnya kontak antar suami-ke-suami, semakin baik. Jung-in berjanji untuk membawa gitar kepadanya setelah bekerja, dan menambahkan bahwa ia tidak boleh bekerja dengan orang seperti Jung-in. Hanya orang gila akan bersikeras menikahi seorang gadis yang jatuh cinta dengan orang lain, dan ketika Ma-rie beralasan bahwa seseorang yang menganggap perkawinan sebagai transaksi bisnis tidak bisa dipercaya, Mu-gyul setuju bahwa itu aneh. 
Di kantor, Mae-Ri meminta Jung-in untuk meninggalkan Mu-gyul, tapi dia bermaksud membawa dia dalam melakukan musik untuk drama.  Seo-Jun datang dengan ponsel baru untuk Mae-ri  sebagai permintaan maaf untuk kejadian tempo hari, dan Mae-rie menolak hadiah, membalas riang bahwa teleponnya tidak rusak, tetapi dia akan menerima permintaan maaf.  Di cafe kantor itu, ia mendengar staf membicarakan bahwa Jung-in dan Seo-jun sangat cocok. Kemudian ia melihat Jung-in dan Seo-jun berjalan-jalan bersama, dan bertanya-tanya mengapa ia tidak berkencan dan menikah dengan seseorang yang cocok dia, dan malah menyeretnya ke dalam kebisingan yang diatur ini.
Di kantor, Mae-ri membersihkan meja kantor Jung-in, sambil membaca naskah drama Jung-in. Menirukan kata-kata Jepang yang ada di naskah. " O-genki desu ka? Sayonara. Konbawa. Boku ga iru!" Pada Boku ga iru, ia merasa kenal dengan kata-kata itu.
Jung-in melihat bahwa Mae-ri telah membaca naskah dan bertanya apa yang dia pikirkan. Mae-ri mengatakan bahwa itu ide yang segar untuk melakukan drama musik romantic-komedi, tetapi itu lingkupnya terlalu muda —  orang dewasa tidak akan menontonnya. 
Dia meminta gitar Mu-gyul , tapi Jung-in bersikeras akan mengembalikannya sendiri. Maka Mae-ri muncul berlari seperti perempuan gila pada Mu-gyul, berteriak, "JAGI-YA!" . Pas ketika tiga orang wanita datang, meminta Mu-gyul memperbaiki laptopnya (tapi, sepertinya itu hanya alasan untuk mendekati Mu-gyul. Karena begitu Mae-ri datang dan mengatakan kata-kata sayang, mereka pergi).

Mae-ri memperingatkan dia bahwa Jung-in bersikeras mengikutinya ke sini. Mae-ri mencoba untuk terus mendengar pembicaraan mereka, tapi Jung-in malah memasukkannya ke dalam van dan melanjutkan pembicaraan dengan Mu-gyul.


Mae-Ri naik ke belakang dan mencoba untuk menghentikan mereka, namun Mu-gyul menariknya ke samping dengan tangan ke dahi. Mu-gyul menanyakan pada Jung-in apa kesepakatan nya, bersikeras menikahi seorang wanita yang sudah menikah. Dia menambahkan bahwa dia telah diatur oleh manajer sebelumnya, dan bahwa dia tidak bisa mempercayai orang yang memperlakukan perkawinan seperti bisnis. Mae-ri tersenyum pada dirinya sendiri. Pernikahan adalah bisnis, musik adalah bisnis. ini yang menyebabkan Mu-gyul tidak mempercayai Jung-in.


 Ayah Mae-ri bersikeras bahwa Mu-gyul terlalu playboy untuk tetap dengan Maria, dan bahwa ia bersumpah tidak ada yang terjadi antara mereka. Jung-seok berpikir dia bodoh untuk mempercayai seorang cowok yang berlarian dengan putrinya, dan menjelaskan dengan tegas bahwa jika Mae-ri memilih Mu-gyul pada akhir seratus hari, utang uang harus dikembalikan.
Ayah  langsung pergi untuk melacak Mu-gyul, tetapi menemukan bahwa Mae-ri dengan dia, sebelum waktu yang dijadwalkan nya.  Mereka melihat dia memata-matai mereka, sehingga mereka kabur dan bersembunyi di ruang karaoke. Ayah mengikuti mereka sepanjang jalan di sana, jadi mereka dipaksa untuk menyanyi, meskipun Mu-gyul benci tentang tempat-tempat ini. Dia menolak untuk menyanyi, jadi Mae-ri mengambil mic dan mulai menyanyi, memunculkan ekspresi ngeri di wajah Mu gyul. “Apa  ...kau benar-benar tuli pada nada !”


Mu-gyul mengambil mic dari Mae-Ri, naik ke atas meja sambil memeluk dirinya sendiri karena dingin, dan menyanyikan lagu, membuat Mae-Ri terkesima. (Bukan cuma Mae-ri, aku juga! Hahaha). Ayah mendengar dari lorong, dan berkata: "Tidak, tidak ... apa yang harus aku lakukan? Dia benar-benar bagus! Aku dalam masalah besar! Apa yang harus aku lakukan. Aku harus menghentikan ini.” Dia menelpon ayah Jung-in meminta dia mengirim anaknya lebih cepat menemui Mary. Lalu ayah Jung-in menelpon Jung-in.
Keluar dari karoke mereka pikir sudah bebas dari Ayah, tapi ternyata ayah masih mengikuti. Mereka akhirnya meminjam sepeda untuk menjauh dari Ayah, dan saat mereka naik bersama, Mae-ri mengatakan kepadanya bahwa ia benar-benar keren di sana, dengan bernyanyi.
Mu-gyul:" Apa?!"
Mae-ri (sambil berteriak karena Mu-gyul tidak mendengar kata-kata sebelumnya):" Kau terlihat keren ketika kau bernyanyi!"


Mu-gyul mengerem mendadak. Melihat ke belakang.
Mae-ri:" Tidak ... maksudku. Kau selalu menyanyikan lagu rock atau metal dan ini pertama kalinya melihat dia menyanyikan lagu ballad."
Mu-gyul menoleh ke belakang." Jadi apa ... kau menyukaiku?" Ekspresi lucu dengan alisnya yang naik turun.
Mae-ri malah memukul punggungnya, dan Mu-gyul tertawa." Aku hanya mengatakan! Kau terlihat keren, hanya secara objektif."
Dan Mu-gyul kembali seperti biasa." Aku tahu. Bagaimana kau tahu? Kau tidak pernah kencan dengan siapapun." Lalu kembali mengayuh. Menuju rumahnya. Sepanjang jalan Mu-gyul kedinginan, tepatnya pada tangannya.


Mae-ri memintanya berhenti, pada toko benang. Di rumah Mu-gyul, Mae-ri membuatkan sarung tangan untuk dirinya sendiri. ia mengeluh bahwa musim dingin ini terlalu dingin. Mu-gyul menyetujui itu. Dia sedang membuat kompor pemanas sepertinya.
Mae-ri:" Bagaimana aku bisa begitu sensitif pada dingin ketika aku lahir pada musim dingin?"
Mu-gyul:" Kapan hari ulang tahunmu?"
Mae-ri:" 30 November. Kau?"
Mu-gyul:" Malam natal."
Mae-ri:" Merry Christmas! Aku lebih tua daripada kau." tertawa puas." Kau lebih baik memanggilku Noona mulai sekarang, Kiddo."
Mu-gyul:" Woi, Noona. Kau terlalu lama untuk terlihat seperti seorang wanita."
Mae-ri:" Woi, Kiddo. Aku seorang wanita."


Sarung tangan Mae-rie sebelah kiri sudah selesai. Mu-gyul memujinya. Mae-ri menawarkan akan membuatkannya sarung tangan, jadi dia mengukur jari Mu-gyul dengan tangannya. Saat itu ia melihat luka di kening Mae-ri.
Mu-gyul:" kapan kau mendapatkan bekas luka itu?"
Mae-ri:" Aku tidak ingat. mereka bilang ketika umurku 4 tahun."
Mu-gyul:" Karena apa?"
Mae-ri:" Aku tidak tahu. Ayahku mengatakan, aku mendapatkannya ketika bermain."
Mae-rie membuatkan sarung tangan warna biru. Sampai ia tahu bahwa ini sudah jam setengah sepuluh malam. Waktunya bertemu Jung-in.
Mu-gyul bertanya mengapa sarung tangannya belum selesai. Mae-ri mengatakan dia akan menyelesaikannya ketika dia kembali dan memperingatkan Mu-gyul jangan menyentuhnya atau dia akan mati.Tapi, Mu-gyul menyentuhnya ketika Mae-ri pergi.
Jung-in dalam masalah di kantor. Seorang aktor memilih drama lain. Dan proyek dramanya akan merugi 5 milyar karenanya.


Di rumah, Ayahnya meminta Jung-in terus berupaya Mae-ri memilihnya karena ia akan menginvestasikan semua miliknya untuk drama Jung-in. Jadi, Jung-in harus berusaha keras.
Paginya, Ayah dan Mae-ri terus berdebat tentang Jung-in. Mae-ri terus menolak. Kemudian ada telpon, ternyata dari Jung-in. Ayah mengantarkan Mae-ri menemui Jung-in yang datang menjemput. Jung-in berpamitan dengan menyebut Ayah Mae-ri dengan Ayah, Mae-ri tidak terima. Dan ayah mulai menyebutnya anak menantu.
Mae-ri tidak terima karena dia menjemputnya tanpa pemberitahuan. Jung in mengatakan tidak ada pilihan lain, dia akan menjelaskan ini pada Mu-gyul dan meminta nomor telponnya.
Mae-ri menolaknya dan mengatakan akan menelponnya sendiri.
Mae-ri:" Sayang! Ini aku!"

Mu-gyul, di sofa, dalam keadaan mengantuk." Apakah kau harus memulainya pagi-pagi begini? Aku terbangun semalaman membuat lagu."
Mae-ri:" Sayang, sesuatu terjadi. Aku pergi ke suatu tempat dengan Direktur Jung dan sepertinya mungkin aku akan tinggal sampai malam. Ini mengerikan bukan?"
Mu-gyul:" Ah, karakter ini muncul. Aku harus tidur."
Mae-ri:" Iya kan? Ini sangat konyol, benar?"
Mu-gyul:" Apa yang konyol?"
Jung-in:" Biarkan aku berbicara dengannya."
Mae-ri:" Jangan! Kau tidak bisa menggunakan telpon ketika mengemudi." Lalu dia mengoceh tentang seharusnya mereka berlibur juga. Lalu mengatakan bahwa dari jam 9 pagi sampai 3 sore dia bersama Jung-in, jam 4 sore sampai jam 10 malam, dia bersama Mu-gyul.


 Jung-in setuju, tapi setiap weekend dia harus bersamanya. Mereka sampai. Di rumah yang beeeeeeeesar. tampilan luarnya sepertinya pernah melihatnya di drama Brilliant legacy.


Jung-in menerima telpon, dan meminta izin kembali ke kantor. Di dalam Mae-ri melihat-lihat sekeliling. ia merasa aneh karena merasa tempat itu familiar, seperti melihat foto tempat ini dimana gitu. Lalu ia menemukan foto Ibunya (Ibu Mae-ri diperani oleh Mae-ri sendiri.) dan ayahnya bersama seorang lagi. Tapi, ia tidak mengenalinya. Itu ayah Jung-in yang muncul di belakangnya. ayah Jung-in terpesona melihat Mae-rie, mungkin karena kemiripannya dengan Ibunya.
Dari percakapan Mae-ri dan Ayah Jung-in, kita bisa tahu bahwa Ayah Jung-in dan Ayah Mae-ri dulu bertetangga. Dan Ayah Jung-in mengenal Ibu Mae-ri sangat baik sebelum Ayah Mae-ri bertemu dengan ibu Mae-ri. (Aw, sepertinya Ayah Jung-in menyukai Ibu Mae-ri dulunya)


 Lalu mereka bermain catur cina, satu-satunya permainan yang Mae-ri tahu cara memainkannya. Ia mengajarkan Ayah Jung-in memainkannya. Tapi, sepertinya bukan permainan sebenarnya. Suara mereka sampai keluar, jadi Jung-in mengikuti arah suara. Lalu mereka makan malam bersama. Jung-in mengatakan pada pembantunya agar menjaga makan ayahnya karena kesehatannya kurang baik, tepatnya kanker.


Mae-rie pura-pura tersedak. Ia mengatakan bahwa makan malam ini begitu sepi padahal dia dan ayahnya ketika makan malam pasti ribut. Jung-in menerima telpon lagi lalu pergi. Mae-ri mengatakan bahwa Jung-in sangat sering menerima telpon bisnis, mungkin 200 kali satu hari. Ayah mengatakan, lain kali ia akan meminta Jung-in mematikan telponnya ketika di meja makan.
Mae-ri:" Tidak masalah jika telpon itu dari Jepang." Lalu ia menanyakan pasti Ayah pintar berbahasa jepang karena tinggal 20 tahun di sana." Kalau begitu aku menanyakan arti dari hoku ga iru."
Ayah Jung-in:" Hoku ga iru? Mungkin maksudmu Boku ga iru?"
Mae-ri:" Ah... jadi itu boku ga iru?"


Lalu tayangan beralih ke studio Mu-gyul, dimana ayah Mae-ri ada DI SANA! Ia meminta Mu-gyul dan Mae-ri agar tidak tinggal bersama. mu-gyul malah tertawa, tertunduk menutupi tawanya. Lalu ia mendapat telpon dari Kam So-Young. Mengatakan dengan mesra dia akan datang. Ayah mendengarnya." Kam So-young? Seorang wanita, benar?" Mu-gyul tidak menjawabnya.
Mu-gyul mengatakan bahwa ia akan mengatakan pada Mae-ri bahwa Ayahnya ke sini. Tapi, Ayahnya meminta merahasiakannya dari Mae-ri.
Di taman. Mu-gyul dan ibunya yang curhat tentang patah hati. Ibunya berkencan tanpa jatuh cinta.
Mu-gyul:" Ma, Apakah kau tahu kepercayaan, harapan, dan cinta, mana yang paling penting?"
Ibu:" Cinta."
Mu-gyul:" Bukan. Itu kesetiaan."
Ibu:" Yah, mungkin itu beralasan."
Mu-gyul:" Karena itu, jika kau bertemu seorang laki-laki yang setia, dan bukan hanya seseorang yang hanya bisa mencintai."
Ibu:"Tapi, siapa yang memberitahumu soal itu?"
Mu-gyul:" Wanita yang Ibu temui di tempatku itu."
Ibu:" Ah, gadis yang lucu itu. Dia setia kan?"
Mu-gyul:" Yah, dia berbeda dengan gadis lain."
Ibu:" Sungguh? Kalau begitu kau sudah menemukan gadis yang setia."
Mu-gyul:" Apa yang Ibu katakan? Aku tidak berpikir kalau dia seorang wanita."


 Ibu memeluk Mu-gyul. Meminta maaf karena hidup sendiri tanpa ayah. Tapi, Mu-gyul sudah terbiasa dengan itu. dan mengatakan tidak apa-apa. Ia mengajak Ibunya membeli es krim, dimana ayah Mae-ri memotret mereka secara diam-diam." Ada apa ini? Wanita itu lebih cocok jadi bibinya."



Ketika Mu-gyul sedang membayar es krim, Ibunya menerima telpon. Sepertinya dari teman kencannya, dan kembali menemuinya. Ah, saran Mu-gyul sepertinya percuma saja. Dan, ketika Mu-gyul berbalik, Ibunya sudah tidak ada.


 Mu-gyul ke taman sendirian. Makan es krim sendirian. Di musim dingin makan es. telponnya berbunyi, apakah ini Ibu? Dan ..itu ternyata Mae-ri menelpon dari rumah Jung-in.
Mae-ri:" Apa yang sedang kau lakukan, Sayang? pasti kau bosan tanpa aku, benar kan? Apakah kau sudah makan?" Sengaja memanas-manasin Jung-in.
Mu-gyul:" Tidak makan malam, hanya es krim."


Mae-ri:" Kau sensitif terhadap dingin, kenapa melakukan sesuatu yang dapat membuatmu sakit? Sayang ..."
Mu-gyul:" Hey, berhenti memanggilku ' Sayang.' "


Mae-ri:" Aku tahu, aku merindukanmu juga, Sayang!"
mu-gyul:" Kemampuan aktingmu sangat bagus. Seharusnya kau mendapatkan penghargaan."
Mae-ri:" Sayang, kau ingat kepercayaan, harapan, dan cinta mana yang lebih penting?"
Mu-gyul:" Hey, berhenti dan tutup telpon ini."
Mae-ri:" Oh, begitu, kesetiaan adalah yang terpenting. Keluarga memerlukan kesetiaan untuk terus hidup. ( Mu-gyul terkesima) Kau tahu, aku selalu ada di sampingmu, bukan? Jadi, ayo setia sampai akhir."
oh, so sweet di sini. Apalagi Mu-gyul mulai berkaca-kaca.
Mae-ri:" Sayang!"
Mu-gyul:" Ya?"

Mae-ri (teriak, bermaksud manas-manasin Jung-in):" Aku cinta kamu!"
Mu-gyul masih terkesima, lalu tersenyum. meneruskan makan es krim sambil terus tersenyum. (ada yang jatuh cinta?)
Oh, ya... Ini hari ulang tahun Seo-joon. Saat di bar kecil memegangi kalung tengkorak pemberian Mu-gyul ia dikagetkan akan kejutan dari Lee-an. Memberikannya kalung. Saat ia ingin memakaikannya, Seo-joon menolak. Saat Lee-an menyanyikan lagu, ia mendapatkan SMS dari teman Mu-gyul: Kepada Noona-Joon, yang ulang tahunnya sama denganku. Pesta ulang tahunmu berjalan baik, bukan? Apa kau masih ingat padaku?
Lalu, Seo-joon pergi. ternyata ia muncul di sana, ketika teman-teman Mu-gyul membicarakannya. Drummer mimnta tanda tangan Seo-joon di perban tangannya. 
Di rumah, Ayah sudah mengetahui masalah proyek drama Jung-in, dan mengatakan agar Jung-in kembali ke Jepang. Tapi, Jung-in menolaknya dan mengatakan dia akan menyelsaikan ini sampai akhir.
Ayah Mae-ri muncul, dan Jung-in kembali memanggilnya Ayah.
Mae-ri masuk ke sebuah ruangan, sepertinya kamar Jung-in atau ruang kerja Jung-in. Ia mengambil sebuah buku, membuka halamannya dan menemukan foto masa kecilnya bersama Jung-in dengan tulisan Jepang di situ. Jung-in masuk. Mae-ri menunjukkan foto itu.
ternyata Jung-in tidak ingat dengan kejadian di foto itu.

Ayah Mae-ri memamerkan foto Mu-gyul dengan Ibunya pada Ayah Jung-in. Lalu tanpa sengaja melihat foto yang dilihat Mae-ri tadi pagi.
Ayah Mae-ri:" Oh, foto itu di sini? Hyung, saat Natal aku bertemu Ibu Mae-ri untuk pertama kalinya. Terima kasih, hyung."
Ayah Jung-in:" Apa yang kau terima kasihkan padaku?"
Ayah Mae-ri:" Terima kasih padamu, Aku bertemu, jatuh cinta, dan menikah dengan Ibu Mae-ri."
Ayah Jung-in:" Apa yang kau terima kasih, kan? Kalian bertemu dan jatuh cinta pada pandangan pertama."
Ayah Mae-ri:" Ya itu benar. Kami menikah lebih cepat daripada menggoreng kacang (what?!). dan kau pergi ke Jepang dengan keluargamu. Hyung, apa kau masih ingat? Kita kemudian membicarakan anak-anak kita menikah kemudian."


kembali ke kamar. Mae-ri memegang foto kecil mereka.
Mae-ri:" Apa ... yang tertulis di sini?"
Jung-in, tanpa melihat foto itu, menandakan kalau dia hapal kata-kata itu:" Boku ga iru ... boku ga kimi wo mamotte ageru ... eien ni."
Mae-ri, terkejut:" Boku ga itu, kau bilang?"
Jung-in:" Ya."
Mae-ri:" Aku pernah mendengarnya.Apa artinya?"
Jung-in:" Aku di sini ... dan akan menjagamu ... selamanya."
Mereka berdua terdiam.


Lalu berjalan keluar. Jung-in ingin melihat luka itu. Tapi Mae-ri menolak.
Mae-ri:" Ini aneh. Kau 8 tahun saat itu. Benarkah kau tidak bisa mengingat apapun?"
Jung-in:" Aku tidak memiliki memori apapun sebelum umurku 8 tahun."
Jung-in mengambil foto itu. "Ini romantis. Tanpa melihat masa lalu, aku akan menikahimu."
Mae-ri langsung protes. Seingatnya perjanjian mereka hanya 100 hari. Tapi, ternyata Jung-in berubah pikiran

Mae-ri berbalik, dan ia terjatuh.
Ow,ow,ow ... Dia digendong Jung-in, seperti dalam foto masa kecil mereka. Kedua ayah mereka melihat ini tanpa sengaja, dan saling melempar senyum.


Di kamar Mu-gyul, membaca buku, menemukan secarik kertas. Sepertinya lagu ciptaan Mae-ri. Cinta seperti menghacurkan mobil by Wi Mae-ri. Seperti menghancurkan mobil, cinta datang dan tanpa pemberitahuan, Pria yang hidup di negeri ajaib dalam menarik dunia baru.
Mu-gyul tertawa. tapi, kemudian diam dan membuang kertas itu.


Dia mencoba sarung tangan yang baru setengah jadi untuk menjaga tangannya tetap hangat, lalu telepon berdering, pikiran pertamanya adalah," Apakah ini dari Mae-Ri Christmas?"
Sayangnya, tidak, itu telpon dari teman-temannya, dan ia datang untuk menemukan Seo-Joon sana.  (dengan background lagu Coldplay, kalau aku tak salah). Seo-Jun ingin mereka kembali, tetapi Mu-gyul mengatakan dia tidak pernah kembali pada mantannya.


Seo-juun bersikeras menuju ke kamar mandi sendiri, dan teman-temannya heran bahwa Seo-Jun masih terpaku pada Mu-gyul, masih memakai kalung pick gitar yang ia buat untuknya.  Mu-gyul mengingatkan mereka bahwa mereka orang-orang yang menyuruhnya untuk menikahi Mae-Ri, dan mereka menjawab bahwa Seo-jun melebihi tipenya, tapi mengingatkan dia bahwa memiliki perasaan yang berkembang pada Mae-Ri juga.


Mu-gyul menyangkal itu dan berjalan keluar, lebih marah ketika ia mendapat sebuah teks dan itu tetap bukan dari Mae-Ri. (Hm, ada yang sedang jatuh cinta dan ngga mengakuinya). Dia berjalan pulang, tetapi menemukan Seo-Jun diserang di jalan oleh beberapa orang mabuk.



Dia memberi mereka pemukulan dan pengganggu itu pun pergi, berteriak bahwa ia mengatakan pada Seo-jun untuk tidak pergi keluar sendiri.  Mu-gyul bertanya apakah dia baik-baik saja, dan dia bilang tidak, lalu Seo-jun memeluk Mu-gyul erat-erat.



Sementara itu, Jung-in bersama Mae-Ri, dan ia bertanya mengapa Jung-in berubah pikiran tentang menikahinya. Dia mengatakan bahwa hal itu baik untuk bisnis dan apa yang diinginkan ayahnya. Dia mengatakan bahwa ayahnya adalah seperti dewa baginya, dan Mae-ri melihat dengan rasa ingin tahu.

Jung-in menempatkan kaki Mae-ri yang terluka di bantal, dan menyembunyikannya di bawah selimut. Dia meraih ponselnya untuk menelpon Mu-gyul, tetapi Jung-in mengambil telpon itu dari tangannya, dan mengatakan kepadanya untuk tidak menelepon:  “Kang Mu-gyul adalah sainganku sekarang.”
Mae-ri bersembunyi di balik selimut. ketika ia menurunkan selimutnya.
Jung-in:" Mulai sekarang ... aku berjanji akan melakukan yang terbaik.
Ia mengulurkan tangannya dan merapikan poni Mae-Ri ke samping, menyentuh bekas lukanya lembut.  Ia mengulangi kata-katanya, "Aku akan melindungimu. (boku ga iru) " Ketika dia mencium dahi Mae-Ri. Aduh... cenat-cenut deh ah.




Nyambung ya ke Mae-Ri episode 5

Komen, aaah, jarang-jarang kan:
Awalnya lebih suka Mae-ri sama Mu-gyul aja dah. Tapi, makin ke sini, sepertinya Jung-in sudah suka dari kecil sama Mae-ri. dan itu, so sweet, Itu romantis.  Jadi, penasaran, siapa yang bakal di pilih Mae-ri, ya?

0 comments:

Post a Comment

 

Lover of Korean Drama, Music, Film, and other

Labels

keep dreaming, and do action! Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino